03 September 2008

Mama SegaLanya untuk kita,,,

Pasti semua anak di dunia ini butuh mama dan sangat menyayangi mama. Termasuk aku, aku yang manja, egois dan sensitive ini masih sangat butuh perhatian mama. Aku emang sayang semua keluarga aku, papa, dan adik aku. Tapi mama selalu mendapatkan tempat special di hati aku, ga ada yang lain. Sekalipun itu pacar aku.

Kalo aku cari pacar, harus yang bisa sayang ama keluarga aku juga, begitupun sebaliknya. Dan kebetulan tiap aku punya pacar selalu yang nyambung dan bisa dekat ama keluarga aku dan aku pun deket ama keluarga pacar aku.

Aku masih ingat, waktu itu aku kelas 1 SMP. Aku mau berangkat sekolah, waktu itu aku mau di antar ama mama aku dan adik aku yang saat itu masih kecil. Kita sangat senang pas mau berangkat naik motor, karna mama bilang aku ama adik aku mau di belikan kalung dan cincin yang sama. Karna walaupun adik ku cowo, mama selalu membelikan kita sesuatu yang sama kecuali baju kali, kan dia cowo.

Waktu itu aku sekolah masuk siang, sengaka berangkat dari rumah agak pagian biar bisa beli kalung ama cincin yang mama rencanain buat aku dan adikku itu. Di jalan aku ama adikku seneng banget, kita nyanyi-nyanyi, becanda-becanda dan saat itu ada sesuatu yang ngebuat aku curiga. Mama yang dari rumah udah ketawa-ketawa bareng kita dan sebelum papa ku berangkat kerja pun mama becanda ama papa dengan sangat mesra. Dan saat mengendarai motor, mama selalu nanyain tentang penampilannya…

“sayang…gimana baju mama??? Naik terus ga??? Gimana penampilan mama??? Gimana baju mama??? Perasaan ga nyaman” Tanya nya dengan penuh serius ke aku. Aku pun kebingungan, ada apa dengan mama? Ga biasanya nanya tentang penampilannya. Apalagi ini di motor dan kita Cuma mau beli kalung dan cincin setelah itu baru ngantar aku ke sekolah. Biasanya juga pake baju biasa aza mama cuek, ko ini bertanya-tanya? Aku pun ga berani jawab pertanyaan mama ku itu, aku udah mulai merasakan perasaan yang beda, sedikit sunyi, rasa takut kehilangan sangat bergejolak. Tapi adikku yang masih belum ngerti apapun masih terus bernyanyi riang, dia ga tau apa yang aku rasakan. Aku pun menemukan sesuatu yang ganjal lagi, aku menemukan sesuatu yang aneh. Aku ga melihat bayangan mama di kaca spion motor kita, aku mulai meneteskan air mata. Aku takut terjadi sesuatu ama mama, aku peluk mama erat-erat, aku ga mau terjadi sesuatu yang membahayakan mama. Kalo aku harus milih, aku lebih milih aku yang mendapatkan bahaya itu dari pada mama. Tapi mama menolak buat aku peluk, ga seperti biasanya mama nolak pelukan aku. “kamu ngapain sih meluk mama??? Mama pengap ah, jangan peluk mama!” tukasnya dengan nada kasar. Aku makin meneteskan air mata,,, aku takut ya Allah…ada apa ini???

Sekarang udah mulai masuk jalan besar, sebentar lagi sampai di tempat kita akan beli kalung dan cincin. Aku udah mulai melupakan kejanggalan-kejanggalan yang tadi aku bayangkan di motor. Ternyata ga terjadi apapun, aku sangat lega dan mulai merilekan tubuh ku.

Tepat di belakang motor kita ada sebuah truk yang mengangkut kayu ngebut, aku pun mulai tergagap dan menggurui mama untuk membawa motor kita ke pinggir jalan. Mama pun dengan santai membawa motor kita ke pinggir, sangat pinggir malah. Tapi mobil itu semakin ngebut dan aku merasa mobil itu membuntuti kita. Ternyata benar dugaan aku, mobil itu malah semakin ke pinggir sehingga menabrak motor yang mama kendarai. Awalnya motor itu sempat bisa mama tahankan, tapi ujung truk itu lagi-lagi menyenggol stang motor kita. Dan braaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak…..

Kita semua ke tabrak! Aku saat itu terlempar ke tengah jalan raya, aku melihat adikku yang tertimpa motor dan kakinya yang belum terlalu kuat penuh darah. Sedangkan mama, aku belum melihat kondisinya, dimana dia??? Mataku mulai gelap, tapi aku ga mau kehilangan mereka. Aku coba buat bertahan, bangun untuk menolong adik dan mama ku. Subhanallah,,,,mataku terbelalak melihat keadaan mama yang saat itu penuh darah, aku melihat kucuran darah dari telinga, hidung dan mulutnya. Kepala mama terbentur trotoar jalan dan mungkin aspal juga. Aku menangis sekencang-kecangnya minta pertolongan. Aku berlari ke tengah jalan raya untuk memberhentikan mobil yang rela membatu aku membawa mama ke rumah sakit. Tapi tak ada mobil satu pun yang berhenti. Aku mulai lemas, tapi ku dengar tangisan rintih, itu suara adikku. Dia masih tertimpa motor, aku pun lekas menolongnya. Adikku langsung memeluk mama yang saat itu udah tak sadarkan diri, dia berteriak “mama, jangan tinggalkan iyas maaa, iyas mau ikut mama…hiks..hiks..hiks” tangisan itu membuat air mataklu meleleh, tubuhku luluh lantah, aku mulai lemas dan merasakan sakit di seluruh tubuh akibat benturan keras ke tengah jalan raya tadi. Aku ga tau kalo tadi pas aku terlempar ada mobil yang melintas, mungkin aku yang akan mati duluan, tapi Allah masih sayang aku untuk menolong adik dan mama ku. Kali ini ada mobil yang berhenti, dia mengankut orang-orang yang pulang dari pasar. “kenapa de,,, tabrakan yah?” tanyanya dengan sebuah pelukan untukku. Bapa-bapa itu sepertinya kasihan sama aku. “bukan tabrakan, tapi di tabrak ama si goblok mobil yang bawa kayu. Padahal mama udah bawa motor nya ke pinggir, dia malah nabrak” jelasku dengan nada penuh kesal. “iya,iya bapa tau. Ade anak siapa? Orang mana?” Tanya nya dan gemuruh orang-orang sekitar yang baru berani melihat kita setelah ada bapa-bapa ini berhenti buat nolong. “aku anaknya bp.adim…aku…..”belum sempat omonganku selesai orang-orang itu langsung tau…”oooo…bp.adim, dia kan sodara kita, dia tu kan kadus, dia……” penjelasan mereka banyak banget, aku beruntung punya papa yang di kenal banyak orang, dalam kondisi aku yang seperti ini, ada orang yang nolong dan kebetulan dia kenal keluarga aku. “ya udah, sekarang ade pulang aza ama adiknya, liat adiknya penuh darah, biar kita yang bawa mama ke rumah sakit, ade pulang di antar ama bapa yang pake motor itu” kata ibu-ibu yang tadi ngaku sodara aku, tapi aku belum pernah ketemu dia.

Akupun pulang di antar bapa-bapa yang ga aku kenal. Adik ku merintih-rintih dengan menyebut-nyebut mama. Aku menangis, tapi bapa itu selalu mencoba menenangkan aku. Aku pun tiba di rumah, bibi ku yang melihat aku penuh dan adikku yang penuh darah terheran-heran dan lekas menanyakan keberadaan mama. Aku pun menjelaskan kronologisnya, nenekku yang tau langsung berteriak-teriak histeris menangis. Adikku memeluk ku dengan erat ketika melihat nenekku yang berteriak-teriak. Bibi ku segera menelpon papa ku yang lagi di kantor. Untung kantor papa ku ama rumah ga begitu jauh, hanya memerlukan waktu ½ jam kalo ngebut. Papa ku datang dan bapa yang antar aku tadi menjelaskan semuanya. Papa ama bibi segera pergi sementara aku dan adikku telah merasakan kesakitan yang sangat. Semua tetangga datang ke rumah menjenguk, menanyakan keadaan mama. Aku selalu menangis tanpa henti mengingat keadaan mama tadi. Orang-orang bilang mama ga akan selamat, ada juga yang bilang mama akan kehilangan ingatan kalo pun selamat.

Udah dua hari mama mengalami koma, aku hanya bisa berdoa buat mama. Dan hari ke tiga aku nengok mama ke rumah sakit. Dia tersadar saat mendengar suara aku dan dia menanyakan keadaan aku dan adikku. Aku bilang aku baik-baik aza, begitupun adikku. Padahal aku merasakan sakit juga.

Singkatnya…………..

Mama di rumah sakit selama 1 bulan, dan akhirnya mama kembali buat aku dan adikku. Aku ga mungkin rela kehilangan mama, aku ga sanggup lagi untuk melihat mama mengalami kejadian seperti itu.

Sejak itu, Sekarang dan seterusnya, aku ingin selalu menjaga mama dan keluarga aku yang lainnya.

Maka dari itu, kita sebagai anak, jangan sampai membuat mama menangis tapi lebih baik kita yang menangis buat mama.

Jaga mama dan keluarga kamu selagi kamu bisa…

Sayangi selalu keluarga kamu sebelum kamu kehilangan mereka…

Tidak ada komentar: